16 Oktober 2007

Di Tengah-tengah mereka

Memang Betul kata orang, Bulan Ramadhan adalah bulan penuh hikmah dan bulan penuh Rahmat. Hari Rabu (10/10), kami Keluarga Mahasiswa Arek Malang Institut Pertanian Bogor (KM AREMA IPB) berkunjung untuk Bakti SosiaL ke Panti Asuhan Al-Hikmah yang ada di daerah Sawojajar Malang. Baru kali ini saya pribadi berkunjung secara resmi ke Panti Asuhan untuk Bakti Sosial, kalau tidak salah, dulu ketika SMP kelas 1 saya sempat ke Panti Asuhan memberikan beberapa bungkus mie rebus dan goreng dan barang-barang lain untuk disumbangkan ke Panti Asuhan di bilangan Soekarno-Hatta Malang. Itupun untuk memenuhi tugas PPKn yang dibebankan pada kami. Kali ini suasananya berbeda, saya benar-benar merasakan apa arti syukur, apa itu cita-cita, harapan, semangat yang berbeda dengan semangat bertanding basket, sikap yang polos, dan masih banyak lagi. Ternyata banyak orang-orang di sekeliling kita yang membutuhkan perhatian dan kasih sayang kita. "Nama saya Fiya, kelas 3 SD, cita-citanya jadi Guru". "Nama saya Ahmad, kelas 1 SD, cita-cita saya mau jadi polisi". Ucapan polos dari mereka adalah harapan masa depan mereka dan tentu saja masa depan bangsa ini juga.

Tepat keesokan harinya, saya ikut buka puasa bersama teman-teman SMA kelas 2 yang ketika itu kami beri nama kelas Da Fiesta, mengambil salah satu nama produk nasional yang cukup terkenal (ups..sory). Saya sendiri datang ketika adzan magrib udah berkumandang, dengan 'boncengan' berdua dengan teman saya, Angga, kami langsung ke rumah teman di bilangan Pondok Blimbing Indah. Senangnya ketemu dengan teman-teman SMA, saya lihat secara umum, mereka sudah 'berkembang' namun ada juga yang 'tetap' namun sekali lagi ini penilaian saya pribadi, aslinya siapa tahu. "IP-mu papat maneh a Win ?". "Wis duwe ujub piro ?, mosok gak duwe rek". Pertanyaan itu selalu ditujukan pada saya apabila bertemu, apa enggak ada pertanyaan lain, mbok yao nanya apa gituh. Untuk kali ini saya jawab aja IP-ku turun dan aku belum punya pacar. Habis makan besar seperti biasa waktu SMA dulu secara naluri kami ngobrol ngalor-ngidul, nanya kuliah lah, nanya rencana ke depan lah, dan masih banyak lagi. Saya sendiri salut sama teman-teman, di tengah-tengah kesibukan kuliah dan Shaum Ramadhan, tali Silahturahmi tetep terjalin baik. Bahkan kami komitmen untuk membuat suatu wadah komunitas alumni kelas 2-2 2005 di Friendster sebagai alat komunikasi satu sama lain, juga yang saya banggakan kita punya 'program-programan' untuk jalan-jalan dan saya punya inisiatif untuk mengadakan Bakti Sosial kembali, entah program ini disetujui atau tidak oleh teman-teman. Semoga saja disetujui, agar kehadiran kita semua di dunia ini ada manfaatnya bagi orang lain, tidak hanya senang-senang saja jalan-jalan ke tempat wisata namun kepekaan sosialnya kurang. Tapi saya yakin teman-teman pasti setuju, karena saya dulu Ketua Kelasnya :)

Dua hari setelah itu, hari Sabtu tepatnya, kami adakan sungkeman di rumah nenek tepat setelah melaksanakan Shalat Ied. Kali ini enggak ada yang nangis, kenapa ya ? mungkin semuanya lagi merasa senang di hatinya, semoga saja. Seperti biasa, saya makan 'agak lebih' dari porsi biasanya maklum mumpung ada, jarang di Bogor ada opor ayam, ketupat, rendang, kerupuk, dan sambal, gratisan lagi. Sekali lagi maklum anak kos-kosan :). Enggak lama kemudian ada saudara datang, lebih tepatnya ada Sekar dan Galuh. Sekar ini yang dulu jadi adik kelasku di SMA 3 dan jadi juniorku di Kesatuan Paskibra. Terlintas kenanganku waktu dulu, ketika hendak pressure untuk pembinaan mental, jujur saya rada sungkan ngadepin anak satu ini, hubungan saudara kali ya. Entah kenapa waktu itu kami ngobrol santai dan lepas beda waktu SMA dulu, sekali lagi mungkin hubungan senior-junior kali ya. Kondisi yang seharusnya tidak ditanggapi secara berlebihan. Galuh, adiknya, juga sekarang di SMA 3 kelas 2 IPA, namun kali ini saya tanyakan dia ngambil ekskul Jurnalistik, tidak seperti kakaknya, pilihan yang tepat menurutku. Ada yang berbeda dari mereka berdua, lebih tinggi pastinya, padahal dulu masih kecil, umbelan lagi :).

Di Tengah-tengah mereka saya merasakan 3 situasi dan kondisi yang berbeda satu sama lain. Keprihatinan, Realita, dan Kekeluargaan. Tiga situasi dan kondisi dimana dapat terjadi di tengah-tengah mereka pula. Lagi-lagi saya temukan 'Keragaman' itu dalam hidup ini. Keragaman...


NB : Translate à "IP-mu 4 lagi a Win ?" dan "Sudah punya pacar berapa?, masak belum punya Rek"

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Artikelnya bagus...manstablah....terus berkarya aja....