24 November 2007

Kamis yang Cerah


Aku bangun dini hari jam 03.00, seandainya tidak ada tugas anum saya pasti lagi mimpi indah. Ah, tidak apa-apa batinku…sudah saatnya aku mulai serius ngadepin mata kuliah satu ini. Cuma butuh waktu 3 jam untuk nyelesaikan semuanya. Hari itu, Hari Kamis, aku sudah tidak sabar menunggu datengnya sore. Coz, kamis sore…habis maghrib tepatnya…akan ada Latih Tanding Basket dengan FATETA, salah satu Fakultas yang terfavorit di IPB sekaligus Fakultas yang menurutku sudah merepotkan mahasiswanya dengan seabrek kuliah dan praktikum. Dua tahun yang lalu, aku juga sempat untuk masuk ke Departmen Ilmu dan Teknologi Pangan, Departemen yang telah membuat hatiku kepincut untuk merantau ke Kota Hujan Bogor ini. Namun, akhirnya aku masuk ke Departemen Statistika, yang tidak kalah hebatnya juga.

Kuliah Analisis Numerik sangat menarik bagiku siang itu, Bu Sri Nurdiati, dosennya, memberi kami semua wejangan yang sangat menyentuh kalbu. Sangat menyentuh. Hal yang aku ingat adalah bahwa setiap manusia memiliki 4 macam unsur, yaitu Setan, binatang buas, babi dan yang terakhir unsur malaikat. Satu banding tiga. Hem…berat memang, namun aku sadar disetiap kesulitan pasti ada kemudahan. Beliau juga memberi kami semangat untuk selalu menunjukkan sisi malaikat. Selain itu, beliau memberi tahu kiat sukses, yang pertama kiat baik terdiri dari jujur, amanah, dan rendah hati. Dan kiat kuat, yaitu disiplin, berani, dan bersungguh-sungguh . Bu Sri, doakan semua mahasiswamu bisa melakukannya. Amin.

Maghrib tiba, namun aku kaget ketika temanku bilang “Win, aku ingin mengundurkan diri dari ‘TIM’ “. Haa! Aku hanya bisa menelungkupkan kedua tanganku ke wajahku. Perpisahan, kata itu yang terbayang di otakku. Tapi kenapa?dulu SMA, Chandra, salah satu pemain inti basket kami juga mengundurkan diri coz ingin fokus ke ujian. Mas Erik, pelatih basket SMA ku juga mengundurkan diri padahal waktu itu menginjak tahun kedua kepelatihannya, tahun kedua dimana sudah diprediksikan oleh semua kalangan akan menjadi waktu kejayaan Tim Basket SMA 3. Saat itu aku marah, kecewa, mangkel, mutung, porek. Kenapa?itulah pertanyaanku. Tim Impian, apakah ada?Aku sadar, aku harus bisa ‘berdiri sendiri’ tanpa mereka, pada akhirnya. Kubuka tanganku dari wajahku, kulihat ada senyuman dan keletihan di wajahnya, kutepuk pundaknya, “Terserah kamu, gak apa-apa”.

Aku mulai ganti baju, kupakai kostum kebanggaan SMA ku dulu, warna biru, warna kesukaanku juga, di dadanya ada tulisan : Bhawikarsu, kurangkap dengan jaket yang dibelakangnya bertuliskan “STATISTIKA”. Kupakai sepatu Adidas T-Mac 5, sepatu yang akan menemani aku selama ini menggantikan NIKE SHOX ku yang sudah uzur usianya. Mulai pemanasan. Tim FMIPA lengkap, Anto sang MVP, faiz, dicky, ade, dan rookie Pandu, masih ada yang lain. Pertandingan malam itu kurang greget, aku hanya bisa memberi 1 point dan 1 block untuk FMIPA, namun akhirnya FMIPA lah yang menang. Pada saat evaluasi, Faiz sudah menunjukkan bahwa akulah yang akan menjadi kapten tim basket FMIPA nantinya. Tanggung jawab yang berat menurutku, tapi aku sangat menikmatinya. Apalagi katanya akan ada Invitasi Bola Basket antar fakultas se-Jabotabek, wah adrenalinku terasa muncrat dari otak. Semoga saja benar adanya. Sudah lama aku enggak ngrasain intimidasi, teriakan, sakitnya disikut, dan manisnya ketika bola yang kita lempar masuk ke ring untuk level antar mahasiswa antar universitas.

Sangat berat rasanya kalau orang yang kita sayangi, orang yang ingin kita lindungi, orang yang ingin kita bahagiakan hatinya meninggalkan kita….ya, beginilah arti hidup harus ada yang kita korbankan untuk sesuatu yang lebih berharga. Hem, dimana ada pertemuan pasti ada perpisahan….insyaAllah, saya sudah siap menerima semua kenyataan yang ada.

Family, academic, and basketball is my first priority, now.

08 November 2007

Akhirnya Ku Menemukanmu

Tidak akan aku lupakan..saat itu. Saat-saat yang indah ketika bertemu denganmu, menatapmu selalu.

Hari itu, kau datang dengan mempesona. Dengan Baju hitammu yang cocok sekali dengan warna putihmu itu.

Aku takjub tak percaya….ternyata…ternyata kau sangat mengagumkan.

Aku diam seribu bahasa…tak tahu apa yang harus aku lakukan ketika bertemu denganmu…untuk pertama kalinya.

Sudah banyak aku bertemu yang lain…tapi semua biasa-biasa saja.

Kamu…simple, sederhana tapi sungguh anggun.

Oh…kapankah kita bertemu lagi ? Aku sudah tidak sabar.

Akhirnya…Aku Menemukanmu.

Hanya kamulah yang bisa membuat aku tunduk tak berdaya

Hanya kamu satu-satunya yang dapat hadir di mimpiku…setiap malam yang menyertaiku

Hingga saat ini….

Analisis Numerik….

Hanya kamu satu-satunya

Percayalah…