16 Oktober 2007

Hari Kemenangan

Adzan berkumandang tepat pukul 17.26 waktu Kota Malang, setelah itu takbir menggema di seluruh Kota. Sama persis seperti tahun kemarin, saya dan keluarga besar berkumpul di rumah nenek untuk berbuka puasa bersama dan sebagai acara kumpul sekeluarga, kebetulan keluarga dari Jakarta datang untuk merayakan Idul Fitri di Kota Apel nan dingin ini. Ada yang sedikit berbeda daripada tahun-tahun sebelumnya, kali ini, Idul Fitri diramaikan oleh adik bayi, anak dari saudara sepupu saya. Sangat menyenangkan. Menyenangkan ? Iya, tentu. Adik Bayi yang bernama Selma ini mengingatkan kita pada esensi Hari Kemenangan, Hari Raya Idul Fitri yang dirayakan hampir oleh 1 milyar umat muslim. Esensi bahwa kita dilahirkan kembali...kembali menjadi suci, tanpa dosa. Benarkah ?

Satu bulan penuh kita digembleng oleh Allah untuk meningkatkan kualitas ibadah kita kepada-Nya agar kita bertakwa. Nah, sekarang Ramadhan telah meninggalkan kita....Bulan Syawal menyambut kita setelah itu bulan-bulan lainnya akan kita lalui. Akankah kualitas Ibadah kita sama seperti pada Bulan Ramadhan ? Pertanyaan yang bagi saya sendiri sulit untuk menjawabnya. Kenapa ya ? Semudah itukah dosa-dosa kita diampuni oleh Allah SWT. Wallahualam.

Bulan Syawal 1428 H harus kita sambut sebagai bulan penuh syukur, kita dapat berkumpul dengan sanak saudara, keluarga, dan handai taulan. Namun yang tidak kalah pentingnya kita semua harus tahu bahwa perjuangan sesungguhnya, ketakwaan sesungguhnya adalah ketika Bulan Ramadhan telah meninggalkan kita. Akankah hati kita selalu ikhlas ? akankah pikiran kita selalu berbaik sangka ? akankah kualitas dan kuantitas ibadah kita sama atau mendekati sama pada saat Bulan Ramadhan ? Jika tidak, maka sesungguhnya Bulan Ramadhan masih dianggap ritual biasa oleh kita semua dan kita termasuk manusia yang rugi. Hem, memang berat untuk menggapai surga, sampai-sampai ulama besar dunia, Hasan al Banna, pernah berujar "Don't Give Up UntiL ouR Foot Touch HeaveN".

Seperti iklan Djarum yang sering nongol di TV, Hati adalah cerminan diri (Siapa yang dapat mengira dalamnya hati ?) dan Pengorbanan adalah Kemenangan Diri. Kalimat yang sederhana namun sangat menyentuh dan banyak intrepretasinya.


Taqobbalallahu minna wa waminkum siyamana wa siyamakum. Mohon Maaf Lahir dan Batin. Allahu Akbar. :)

Tidak ada komentar: