01 Oktober 2008
14 Agustus 2008
Kemarin Hujan
Bogor hari ini Hujan.....
Sudah hampir 3 minggu aku di kota hujan...padahal perkuliahan baru mulai tanggal 25 Agustus 2008, tapi aku sudah stand by disini. Demi apa? Demi diriku sendiri...bukan yang lain.
Terkadang orang tua sayang sama kita, anaknya, sehingga mereka menahan kita untuk tetap tinggal di rumah...mungkin rasa kangen yang masih belum terobati. Kadang kita, anaknya, masih belum bisa merasakannya, tapi suatu saat nanti, mungkin......saat kita berada di posisi mereka.
Pagi ini, Rabu, hujan turun....udara terasa segar...bau tanah...bau angin yang basah. Terasa sejuk pokoknya. Banyak hal yang aku tangkap dalam beberapa hari ini...seperti biasa...tentang kehidupan. Yah, kehidupan ini sangat luas untuk diungkapkan. Banyak hal...sangat banyak...tiap detik....tiap menit....begitu bernilai....begitu berharga. Satu sama lain merangkai cerita, pengalaman, bahkan derita....yang suatu masa, di depan nanti tentunya...akan menjadi kenangan...atau bahkan legenda tentang jalan hidup kita...manusia. seperti air hujan yang jatuh pagi ini. Setiap tetesnya mengandung arti bahkan memberi makna bagi semuanya.
Misteri kehidupan gak akan berhenti sampai kita mati nanti. Atau setidaknya...misteri itu akan terjawab...bagi mereka yang beriman. Oya...tentu saja bagi mereka yang tidakpun.
Setiap manusia memiliki pilihan. Dan setiap pilihan memiliki jalan hidup masing-masing. Jalan cerita yang berbeda. Resiko yang tidak sama. Dan tujuan....sepertinya sama, setidaknya. Pilihan yang ada membuat seperti apa kita ini. Waktu tidak akan berputar kembali. Hanya ada satu jalan. Maju.
Hujan pagi ini...membuatku tersenyum...bahwa kehidupan ini sangat indah.
Pilihan itu kini muncul lagi di depanku. Pilihan yang membuat....aku bertanya pada diriku sendiri? Apakah ini pilihan yang tepat? Atau itu pilihan terbaik?
Setidaknya....aku harus memilih....iya...pada akhirnya. Memilih untuk diriku sendiri, dan berharap ini adalah.....
Hujan kini telah reda...sinar matahari mulai tampak. Meski masih malu-malu...di ufuk barat. Pertanda kehidupan ini silih berganti, dan semuanya berjalan dalam keseimbangan yang sempurna.
Apakah besok bogor hujan?
02 Agustus 2008
Dewi Asrining Puri
PENGUMUMAN KELULUSAN SNMPTN 2008
Nama Anda : | DEWI ASRINING PURI | |
Nomor Peserta : | 1087403047 | |
Selamat, Anda diterima di : Matematika Univ.Negeri Malang |
Ya, pengumuman diatas berarti menunjukkan kalau dewi mau kuliah di Jurusan Matematika Universitas Negeri Malang. Wah selamat ya Puri.
Enggak tahu mau ceritain apa tentang sosok perempuan diatas. yang pasti....mengingatkanku kurang lebih 3 tahun yang lalu, ketika memutuskan untuk tidak mencoba SPMB dengan target ITB sesuai anjuran dari orangtuaku. Tapi Alhamdulilah, setidaknya aku bisa mengerti kenapa aku bisa ada di Bogor untuk menyelesaikan studi S1 di Departemen Statistika.
Teringat perjalanan panjang dari Malang - Jakarta naek kereta 'rakyat' Matarmaja, ehmm....kalau enggak salah setahun yang lalu. aku dape duduk di kereta restorasi, ketika sampai di Blitar datang penumpang. kemudian duduk di sampingku. To the point aja. dia menceritakan segala macam hal. Mulai dari cerita kalau suatu saat nanti pulau jawa akan terbelah, indikasinya dari Lumpur Lapindo. dan satu hal yang pasti dia menceritakan tentang bahwa pada dasarnya rejeki orang ini sudah diatur oleh Allah SWT. tinggal bagaimana usaha kita mau bekerja keras atau tidak.
Dewi Asrining Puri, selamat datang di bangku mahasiswa.
Semoga kita dapat membahagiakan kedua orang tua kita. Amin...
20 Juni 2008
Eyang
Yangti itu maksudnya eyang putri, panggilan untuk nenek budaya jawa....kalo yangkung itu eyang kakung, kebalikannya yang tadi, berarti kakek.
Dulu aku punya 2 yangti dan 2 yangkung. Sepasang tinggalnya di Bandung, kota kelahiranku, orangtuanya papaku. Nah satunya, sepasang lagi di Kota Malang, kota yang membesarkanku, orangtuanya mamaku. Dari kecil, aku Cuma mengenal yangti bandung, yangti dan yangkung malang, belum nasibku untuk mengenal yangkung bandung. Aku masih inget waktu dulu....waktu masih balita, aku sering diajak papaku maen ke Bandung....mungkin karena keberanianku sejak kecil, aku sudah berani untuk ditinggal papaku...entah 1 or 2 hari, aku dititipkan ke yangti Bandung. Aku ingat, aku sempet diajak ke pasar...entah apa namanya...dibelikan ikan mas koki...diajak ke rumahnya saudara. Terus...satu yang mengesankan bagiku, beliau selalu membawa keluar foto ayahku waktu masih kecil untuk diperlihatkan ke saudara-saudara yang lain atau tamunya dan beliau selalu bilang “Iki lho...yo...mirip karo ari pas cilike” (ini lho mirip dengan ari –papaku, red—waktu kecilnya). Setiap dua tahun sekali kami sekeluarga pergi ke Bandung naik kereta api, biasanya bertepatan dengan momentum Hari Raya Idul Fitri, sekedar silahturahmi dan jalan-jalan keliling kota Bandung, sekali lagi...kota kelahiranku. Waktu terus berjalan, yangti Bandung semakin pikun...dan lupa dengan cucu-cucunya, namun yang tidak pernah hilang...dan tidak pernah berubah setiap aku melihat wajahnya yang keriput adalah...senyumannya. senyumannya manis sekali...dan aku tersadar...akulah pewaris senyuman manis yangti Bandung itu. Beberapa tahun yang lalu, beliau dipanggil oleh Sang Khalik....dan kini, Bandung tidak lagi seperti dulu, ketika masih ada senyuman beliau. Kalau aku kangen sama yangti Bandung...aku cukup buka dompet papaku aja, coz disana ada foto ibunya papaku berukuran 4x4.....
Aku pindah dari Tanjungkarang, Lampung ke Kota Malang menginjak kelas satu SD. Perjalanan yang panjang naek travel. Tidak kusangka, di Kota Malang inilah aku menemukan banyak teman, pengalaman, ilmu, cinta, kasih, amarah, benci, persahabatan, kerja keras, sakit hati, kegagalan, ........dan sebuah kehidupan. Di Kota inilah, aku mengenal yangti dan Yangkung Malang, Keluarga besar Imam Asfari. Sejak aku kelas 1 SD, Yangkung sudah sangat tua, kalo jalan saja harus dituntun, apalagi kalau mandi....dimandiin sama yangti, tentu saja pake air anget. Waktu itu aku masih kecil, tiba-tiba keadaan rumah sangat ramai, yangkung sudah sangat lemah....banyak orang yang mengaji di sampingnya....waktu aku kelas 2 SD, kutahu yangkung waktu itu sedang sakaratul maut. Yangkung memanggil pamanku, kakaknya mamaku. Keadaan begitu cepat, tiba-tiba suara tangis dimana-mana......aku terdiam di sebelah wastafel, melihat ke arah kamar yangkungku....semua orang menangis...bahkan adikku yang 3 tahun lebih muda dariku sudah menangis. Aku belum menangis. Kuhanya bisa terdiam......hari itu ....hari yang panjang.
Setelah itu, setiap hari aku melihat yangti...setiap bangun pagi, mandi, berangkat sekolah, pulang sekolah, makan siang, main.....wah, setiap waktu pokoknya. Yangti kini kalo tidur sendirian di kamarnya. Tahun demi tahun berlalu....yangti juga makin tua, kalo jalan perlu dituntun. Ketika aku berangkat ke Bogor, untuk melanjutkan studiku, beliau selalu menanyakan dimana rumahnya SBY, presiden RI saat ini. Setiap kali aku pulang ke Malang, beliau selalu menanyakan....”wis mangan ndra?” (sudah makan indra?), atau kalo gak “ati-ati yo ndra....kowe iku arek lanang....engko kudu iso nguripi anake wong”. Nasehatnya yang terekam dalam ingatanku...beliau selalu di atas tempat tidurnya, dan punya hobi mengaji...jauh dari kota Malang....beberapa saat kemudian....aku mengemudikan motornya sigit menembus hujan menuju sekret gsb. Tubuhku basah kuyup....kuniatkan untuk segera bergabung latihan drama, namun tiba-tiba....setelah kunyalakan hpku...ada sms yang masuk...dari papaku...aku tersentak..kaget....................Allahu Akbar...........semua ciptaan-Nya akan kembali kepada-Nya.
Satu demi satu...orang yang kucintai meninggalkanku....memenuhi panggilannya. Segala yang bernapas akan menghadapi kematian....kapanpun dan dimanapun. Tersadar, masih banyak dosa-dosa yang kuperbuat.....ampunilah kami Ya Allah.